HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
pengamatan ini diisusun guna memenuhi persyaratan kelulusan Madrasah Tsanawiyah
Manbaul Afkar pada Tahun Ajaran 2016 / 2017.
Disetujui dan diserahkan pada ……………
Pembimbing
__________________________
|
Wali
Kelas
__________________________
|
Mengetahui
Kepala
Madrasah
__________________________
HALAMAN PERSEMBAHAN
Laporan pengamatan ini kami susun
sebagai persembahan kepada :
- Ibu Saidatul Umah selaku Kepala Madrasah MTs Mamba’ul Afkar.
- Ibu Sri Wahyuni sebagai pembimbing dalam pembuatan laporan pengamatan ini.
- Bapak / Ibu Guru serta Staff TU yang telah mendidik, mengajarkan pendidikan selama menjadi murid di MTs Mamba’ul Afkar.
- Orang Tua kami yang telah membesarkan dan menyekolahkan kami.
- Teman-teman yang telah membantu menyusun laporan ini.
- Adik kelas yang berbahagia semoga paper ini bisa bermanfaat untuk semua.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga penulis dapat memenuhi tugas
sekolah berupa laporan pengamatan ini dengan baik. Kami menyusun karya tulis
ini dengan judul “Study Kenal Alam dan Lingkungan di D.I.Y”.
Sholawat serta
salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
beserta kerabatnya. Amiinn.
Tidak lupa penulis
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan bimbingan yang
diberikan kepada Penulis.
Ucapan terima kasih ini penulis
berikan kepada :
- Ibu Saidatul Ummah selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Manbaul Afkar.
- Ibu Sri Wahyuni sebagai pembimbing paper yang telah mau untuk meluangkan waktunya untuk membuat karya tulis ini.
- Ibu Wali Kelas dan semua Guru.
Karena tanpa
dukungan dan bimbingan beliau semua pembuatan karya tulis ini tidak berarti
apa-apa. Penulis sadar karya tulis ini jauh dari kata sempurna, maka penulis
selaku pembuat paper ini mengharap kritik dan saran yang membangun dan membantu
untuk kesempurnaan paper ini.
Akhir kata,
semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis, Amiinn. Kata
maaf tak lupa penulis ucapkan bila ada kesalahan dalam karya tulis ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sendang, 5 Maret 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ........................................................................................................................... i
Halaman
Pengesahan ................................................................................................................ ii
Halaman
Persembahan ............................................................................................................. iii
Kata
Pengantar ......................................................................................................................... iv
Daftar
Isi v
BAB
I Pendahuluan .................................................................................................................. 1
1.1.Latar
Belakang .............................................................................................................. 1
1.2.Rumusan
Masalah ......................................................................................................... 1
1.3.Tujuan
Penulisan ........................................................................................................... 1
1.4.Manfaat
Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB
II Isi / Pembahasan .......................................................................................................... 2
2.1.Pantai
Parang Tritis ....................................................................................................... 2
a. Lokasi
Parang Tritis ............................................................................................. 2
b. Suasana
dan Legenda Pantai Parang Tritis .......................................................... 2
2.2.Makam
Raden Santri (Gunung Pring) .......................................................................... 2
a. Letak
Makam ....................................................................................................... 2
b. Suasana
Sekitar Makam ....................................................................................... 2
2.3.Candi
Borobudur .......................................................................................................... 3
a. Letak
dan Lokasi Geografis Candi Borobudur ................................................... 3
b. Arti
dan Makna Candi Borobudur ...................................................................... 3
c. Patung
Budha ...................................................................................................... 3
d. Stupa
.................................................................................................................... 5
e. Relief
................................................................................................................... 6
2.4.Museum
Dirgantara ....................................................................................................... 6
a. Sejarah
Singkat Museum Dirgantara ................................................................... 6
b. Suasana
dari Museum .......................................................................................... 7
c. Manfaat
dari Museum .......................................................................................... 7
BAB
IIII Penutup ..................................................................................................................... 8
2.5.Kesimpulan
................................................................................................................... 8
2.6.Saran
............................................................................................................................. 8
2.7.Identitas
Kelompok ...................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penulisan Laporan Pengamatan
Seagai siswa MTs
Mamba’ul Afkar Sendang yang baik kita ditunjuk lebih aktif untuk mengikuti
program-program yang diadakan di Madrasah tanpa terkecuali SKAL yang diadakan
pada tahun 2016 ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1)
Bagaimana suasana di Pantai Parang Tritis?
2)
Bagaimana kondisi di Makam Gunung Pring?
3)
Bagaimana kondisi di Candi Borobudur?
4)
Bagaimana kondisi kunjungan ke Museum
Dirgantara?
1.3. Tujuan penulisan berdasarkan masalah di atas
maka penulis bertujuan :
1.
Menggambarkan suasana di Pantai Parang Tritis
2.
Menggambarkan suasana di Makam Gunung Pring
3.
Menggambarkan suasana di Candi Borobudur
4.
Menggambarkan kondisi kunjungan ke Museum
Dirgantara
1.4. Manfaat Penulisan
Berdasarkan
tujuan di atas, maka manfaat penulisan sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan pembelajaran dalam hal tulis
menulis karya ilmiah
2.
Sebagai contoh untuk adik-adik kelas
3.
Sebagai bahan bacaan untuk adik-adik kelas
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pantai Parang Tritis
a.
Lokasi Parang Tritis
Letak lokasi Pantai Parang Tritis berada di Kecamatan Parang Tritis,
Kabupaten Bantul (Gunung Kidul) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
b.
Suasana dan Legenda Pantai Parang Tritis
Keadaan Parang Tritis sangat indah dan mempesona juga terkenal dengan
ombaknya yang sangat besar dan bergulung-gulung. Disekitarnya juga terdapat goa-goa
karang, serta pemandangan yang sangat menyenangkan untuk dinikmati. Maka tak
jarang banyak wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri yang berkunjung ke
Pantai Parang Tritis.
Dikenal banyak orang dan terkenal dengan legenda “Nyai Roro Kidul” atau
Ratu Pantai Selatan. Menurut versi masyarakat disekitar Pantai Selatan mulai
dari daerah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah mereka beranggapan yang sama
mengenai Ratu Pantai Selatan tersebut untuk itu dalam waktu-waktu tertentu
masyarakat mengadakan upacara sakral supaya tidak terjadi bencana atau penyakit
yang ditimbulkan dari kemarahan Ratu Pantai Selatan.
2.2. Makam Raden Santri (Gunung Pring)
Desa ini dinamakan Gunung Pring karena di tengah-tengah Desa ini terdapat
sebuah bukit yang banyak ditumbuhi pohon bambu (pring). Di puncak Gunung Pring
terdapat sebuah kompleks makam milik Kraton Yogyakarta. Disini adalah tempat
makam salah seorang wali tanah Jawa, yakni Raden Santri terdapat salah seorang
putra Ki Agung Pemanahan, dan juga keturunan Prabu Brawijaya V.
Di dalam kompleks tersebut terdapat sebuah Mushola yang diberi nama
Mushola Pangeran Singosari.
a.
Letak Makam
Setiap orang
terlebih masyarakat Jawa Tengah dan khususnya orang Magelang pasti sangat
mengenalnya. Gunung Pring adalah sebuah daerah yang terletak di Kecamatan
Muntilan dan sejauh 1 kilometer dari Kota Kecamatan Muntilan. Untuk mencapai
komplek pemakaman tersebut para pengunjung harus berjalan kurang lebih sekitar
1 kilometer dengan melalui anak tangga.
b.
Suasana Sekitar Makam
Di sepanjang
jalan ketika menuju Makam Raden Santri terdapat kios-kios yang menjual pakaian,
aksesoris, makanan serta buah-buahan dan masih banyak lagi. Dari atas Gunung
Pring kita dapat memandang pegunungan juga udara disana sangat sejuk.
2.3. Candi Borobudur
Candi Borobudur merupakan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia yang sampai
saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat baik dari segi kepariwisataan,
arkeologi dan pengetahuan. Di samping Candi Borobudur masih ada 2 Candi yaitu
Candi Mendhut dan Candi Pawon sebagai Tri Tunggal Candi.
Ketiga serangkai Candi tersebut berbujur pada satu garis lurus, merupakan
kesatuan perlambang.
a.
Letak dan Lokasi Geografis Candi Borobudur
Candi Borobudur didirikan di atas sebuah bukit pada ketinggian 264,40 m
di atas permukaan laut atau berada + di atas daratan di sekitarnya.
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Kabupaten
Magelang Provinsi Jawa Tengah, + 41 km dari Yogyakarta dan + 80
km dari Kota Semarang Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur di
kelilingi pegunungan yang menoreh di siisi Selatan, Gunung Merapi (2411 m) dan
Gunung Sindoro (3135 m) disisi Barat Laut, dan di sebelah Timur Candi Borobudur
terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.
Lokasi ini mirip sekali dengan Pagoda Angkor di Kamboja, yang sama-sama
merupakan tempat suci bagi umat Budha.
b.
Arti atau Makna Candi Borobudur
Candi Borobudur secara filosofis merupakan lambang dari alam semesta atau
dunia cosmos. Sedangkan menurut ajaran Budha alam semesta dibagi menjadi tiga
unsur atau dhatu dalam bahasa Sangsakerta, ketiga susunan meliputi :
1)
Unsur nafsu, hasrat atau Kamadhatu
2)
Unsur wujud, rupa, bentuk atau Rupadhatu
3)
Unsur tak berwujud, tanpa rupa, tak berbentuk
atau Arupadhatu
c.
Patung Budha
Candi Borobudur tidak hanya diperindah dengan relief cerita dan relief
hias, akan tetapi juga patung-patung yang sangat tinggi nilainya. Namun tidak
semua patung dalam keadaan utuh, banyak yang tanpa kepala atau tangan (300
buah) dan 43 hilang.
Hal ini disebabkan oleh bencana alam dan tangan jahil atau pencurian
sebelum Candi Borobudur diadakan renovasi (sebelum tahun 1973).
Patung-patung tersebut menggambarkan Dhyani Budha yang terdapat pada
bagian Rupadhatu dan Arupadhatu yang berjumlah 504 buah ditempatkan di
relung-relung yang tersusun berjajar disisi pagar langkan dan di teras bundar
(Arupadhatu).
Patung Budha pada tingkat Rupadhatu ditempatkan dalam relief yang
tersusun berjajar pada sisi luar pagar langkan. Sedangkan patung-patung pada
tingkat Arupadhatu ditempatkan dalam stupa-stupa berlubang di 3 susunan
lingkaran sepusat.
Susunan patung selengkapnya adalah :
Ø Di
tingkat Rupadhatu
-
Langkah Pertama : 104 patung Budha
-
Langkah Kedua :
10 patung Budha
-
Langkah Ketiga :
88 patung Budha
-
Langkah Keempat :
72 patung Budha
-
Langkah Kelima : 64 patung Budha
Jumlah
seluruhnya : 432 patung Budha
Ø Di
tingkat Arupadhatu
-
Teras Bundar Pertama : 32 patung
Budha
-
Teras Bundar Kedua : 24 patung
Budha
-
Teras Bundar Ketiga : 16 patung
Budha
Jumlah
seluruhnya : 72 patung Budha
Ketika melihat sekilas patung Budha itu nampak serupa semuanya, akan
tetapi sesungguhnya ada juga perbedaannya, yaitu : sikap tangan atau mudra yang
merupakan khas untuk setiap patung. Sikap kedua belah tangan Budha atau Mudra
dalam bahasa sangsakerta, mempunyai arti perlambangan yang khas. Ada 6 jenis
yang bermakna sedalam-dalamnya.
Namun karena macam Mudra yang dimiliki oleh patung-patung yang menghadap
ke semua arah bagian Rupadhatu (lingkaran V), maupun di bagian Arupadhatu yang
pada umumnya menggambarkan maksud yang sama, maka jumlah Mudra yang pokok ada 5
(Soekmono, 1981).
Kelima (5) Mudra
itu adalah :
1)
Bhuisparca Mudra
Mudra ini
menggambarkan sikap tangan sedang menyentuh tanah, tangan kiri terbuka dan
menengadah di pangkuan, sedangkan kanan menempel pada lutut kanan dengan
jari-jarinya menunjuk ke bawah. Mudra ini adalah khas bagi Dhyani Budha Aksobhya
yang bersemayam di Timur.
2)
Abhaya Mudra
Mudra ini
menggambar sikap tangan sedang menerangkan dan menyatakan “Jangan Khawatir”.
Tangan kiri terbuka dan menenagdah di pangkuan, sedangkan tangan kanan diangkat
sedikit di atas lutut dengan telapak menghadap ke muka. Mudra ini merupakan
tanda khusus bagi Dhyani Budha Amogasidha yang berkuasa di Utara.
3)
Dhyani Mudra
Mudra ini
menggambarkan sikap semedi. Kedua tangan diletakkan di pangkuan, yang kanan di
atas yang kiri dengan telapaknya menengadah dan kedua jempolnya saling bertemu.
Mudra ini merupakan tanda khusus bagi Dhyani Budha Amitabha yang menjadi
penguasa daerah Barat.
4)
Wara Mudra
Mudra ini
melambangkan pemberian amal. Sepintas sikap tangan ini tampak serupa dengan
Bhumisparca Mudra tetapi telapak tangan yang kanan menghadap ke atas, sedangkan
jari-jarinya terletak di lutut kanan. Mudra ini dapat dikenali dengan Dhyani
Budha Ratna Sambawa yang bertahta di Selatan.
5)
Dharmacakra Mudra
Mudra ini
melambangkan gerak memutar roda dharma, kedua tangan diangkat sampai ke depan
dada, yang kiri di bawah yang kanan. Tangan di kiri menghadap ke atas, dengan
jari manisnya. Sikap tangan ini memang serupa dengan gerak memutar sebuah roda.
Mudra ini menjadi ciri khas bagi Dhyani Budha Wairocana, yang daerah kekukasannya
terletak di pusat.
d.
Stupa
Setelah
disampaikan di muka bahwa ada 2 macam stupa yaitu :
·
Stupa Induk
Stupa induk ini
berukuran lebih besar dari stupa-stupa lain dan terletak di puncak sebagai
mahkota dari seluruh monument bangunan Candi Borobudur. Stupa induk ini
mempunyai garis tengah 9,90 m dan tinggi puncak sampai bagian bawah pinakel 7
m. Di atas puncak dahulunya diberi payung (chatta) bertingkat tiga (sekarang
tidak terdapat lagi). Stupa induk ini tertutup rapat, sehingga orang tidak bisa
melihat bagian dalamnya, dan didalamnya terdapat ruangan yang tidak berisi.
Posisi Mudra
Patung Budha di Candi Borobudur :
1. Bumis Parca
|
2. Wara
|
|
3. Dhyani
|
||
4. Abhaya
|
5. Dharma Cakra
|
·
·
Stupa Berlubang
Stupa berlubang
atau berlawang adalah stupa yang terdapat pada teras bundar I, II, dan III
dimana didalamnya ada 72 buah yang terima menjadi :
-
Teras Bundar Pertama terdapat : 32 stupa berlubang
-
Teras Bundar Kedua terdapat : 24 stupa berlubang
-
Teras Bundar Ketiga terdapat : 16 stupa berlubang
Jadi jumlahnya : 72 stupa
berlubang
Disamping stupa
induk dan stupa berlubang masih ada stupa-stupa kecil yang bentuknya hampir
sama dengan stupa lainnya. Hanya saja stupa ini merupakan hiasan dari seluruh
bangunan. Stupa-stupa kecil ini menempat puncak dari relung-relung pada langkan
II sampai langkan V, sedangkan langkan I sebagian berupa keben dan sebagian
berupa stupa kecil yang jumlahnya ada 1.472 buah.
e.
Relief
Candi Borobudur tidak saja menunjukkan kemegahan arsitekturnya tetapi
juga mempunyai relief (pahatan atau ukiran) yang sangat menarik. Pahatan cerita
pada candi itu sangat lengkap dan tidak pernah ditemui di tempat lain di dunia
bahkan di India sekalipun.
Bidang relief seluruhnya ada 1.460 panel yang jika di ukur memajang
mencapai 2.500 M, sedangkan jenis reliefnya ada 2 macam yaitu :
Ø Relief
Cerita, yaitu menggambarkan cerita dari suatu teks dan naskah.
Ø Relief
Hiasan, yaitu merupakan hiasan pengisi bidang.
Agar kita daapt menyimak cerita dalam relief secara berurutan kita
dianjurkan untuk memasuki candi melewati pintu sebelum timur dan pada tiap
tingkatan berputar ke kiri dan meninggalkan candi di sebelah kanan.
Relief cerita
pada candi Borobudur menggambarkan beberapa cerita yaitu :
Ø Karma
Wibangga, yaitu terdiri dari 160 panel, dipahatkan pada kaki tertutup.
Ø Lalita
Wistara, yaitu terdiri dari 120 panel, dipahatkan pada dinding lorong I bagian
atas.
Ø Jataka
dan Awadana, yaitu terdiri dari 720 panel, dipahatkan pada lorong I bagian
bawah, balustrade lorong I atas dan bawah, dan balustrade II.
Ø Gandwyuda,
yaitu terdiri dari 460 panel, dipahatkan pada dinding lorong II dan III,
balustrade III dan IV serta bhadraceri dinding lorong IV
2.4. Museum Dirgantara
a.
Sejarah Singkat Museum
Museum Dirgantara didirikan pada tanggal 1962 sejak dikeluarkan intruksii
Menteri Panglima Angkatan Udara No. 2 tahun 1967 tentang bidang sejarah dan
Museum Angkatan Udara dan mulailah kelihatan celah.
Museum pusat AURI di Jakarta di pindahkan ke Yogyakarta pada tanggal 17
April 1978, dipadukan dengan museum pendidikan (KARBOL) dipadukan lagi menjadi
museum puast TNI Angkatan Udara. Benda koleksi dari Jakarta dilaksanakan pada
bulan November 1977 dan langkah penyempurnaannya pada tahun 1978 nama pusat TNI
diganti dengan Museum Dirgantara Mandala.
Hal-hal yang mendorong berdirinya museum AURI yaitu :
1)
Adanya hasrat dokumentasi kegiatan dan peristiwa
bersejarah dalam membina dan merintis ABRI atau AURI, khususnya menegakkan Kemerdekaan
RI.
2)
Dalam rangka mewarisi nilai 45 “Pengabdian dan
Dokumentasi perlu dalam Visualisasi / Museum”
b.
Suasana Museum
Suasana di museum ini sangat ramai para pengunjung dan pengunjung
bertambah terus menerus apalagi anak-anak sekolah. Dan lokasi museum bersejarah
ini berada di sebelah kota Yogyakarta di kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara Adi
Sucipto. Museum ini merupakan museum khusus yang menyimpan segala sesuatu yang
berkaitan dengan TNI-AU (Angkatan Udara).
c.
Manfaat Museum
1)
Untuk mengenang jasa Pahlawan TNI-AU.
2)
Untuk mengetahui benda-benda yang digunakan para
TNI.
3)
Untuk mengetahui jenis-jenis kapal dan seragam yang
digunakan para TNI-AU menjaga pertahanan Kemerdekaan NKRI.
BAB III
PENUTUP
2.5. Kesimpulan
1)
Ditinjau dari segi budaya menunjukkan bahwa
bangsa kita ini mempunyai seni budaya yang sangat tinggi, ramah tamah, dan
sopan.
2)
Ditinjau dari segi agama disana sebagian besar
beragama serta bertoleransi antar umat beragama.
3)
Ditinjau dari segi keindahan pemandangan di
sekitar lokasi sangatlah indah, dan dapat menyegarkan fikiran maupun hati bagi
semua wisatawan.
4)
Ditinjau dari segi moral serta susila yang ada
orang disekitar obyek wisata tersebut, sangatlah ramah-ramah sekali terhadap
para wisatawan.
5)
Bangsa Indonesia patut bangga memiliki
kebudayaan yang bernilai religius yang berupa Candi Budha (Borobudur) yang
terkenal di seluruh dunia dan merupakan salah satu keajaiban dunia.
2.6. Saran-saran
1)
Kita sebagai penerus generasi muda harus ikut
bertanggung jawab untuk melestarikan peninggalan nenek moyang dan berusaha
untuk meningkatkan sesuatu yang berguna serta kebudayaan yang turun-temurun
sangat mempengaruhi sikap hidup kita sehari-hari.
2)
Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban
dunia, oleh karena itu kita haruslah merawat dan melestarikannya.
3)
Dengan adanya usaha perawatan pastilah
dibutuhkan modal dan tenaga, untuk itu hendaknya pemerintah lebih memperhatikan
lagi tentang kelestariannya, tapi bukan hanya pemerintah tetapi juga kita semua
harus memperhatikan kelestarian dari Candi Borobudur.
2.7. Identitas Kelompok
·
|
Nama Lengkap : YUNAN HELMI MUHAMMAD
Nama Panggilan : HELMI
Tempat /
Tanggal Lahir : KEDIRI, 20 JUNI 2001
|
·
|
Nama Lengkap : MOHAMMAD SYIFA’UN NAJA
Nama Panggilan : SYIFA’
Tempat /
Tanggal Lahir : KEDIRI, 24 AGUSTUS
2001
|
·
|
Nama Lengkap : MOHAMMAD SYAFI’UL UMAM
Nama Panggilan : SYAFI’UL
Tempat /
Tanggal Lahir : KEDIRI, 04 SEPTEMBER
2001
|
·
|
Nama Lengkap : AHMAD AZIZ FAHREZA
Nama Panggilan : REZA
Tempat /
Tanggal Lahir : KEDIRI, 07 OKTOBER
2001
|
·
|
Nama Lengkap : SITII MARDHIYAH
Nama Panggilan : DHIYAH
Tempat /
Tanggal Lahir : KEDIRI, 14 NOVEMBER
2001
|
·
|
Nama Lengkap : INDANA SUCI UMAMI
Nama Panggilan : INDANA
Tempat /
Tanggal Lahir : KEDIRI, 19 APRIL 2001
|
·
|
Nama Lengkap : SITI FIRDATUZ ZANIYAH
Nama Panggilan : FIRDA
Tempat /
Tanggal Lahir : NGANJUK, 02 JULI 2002
|
Belum ada tanggapan untuk "kegiatan Kenal Alam"
Post a Comment